Tuesday, May 7, 2013

Berseteru Dengan Waktu

Merasa ga sih kalau semakin hari waktu terasa berlalu begitu cepat. Apakah ini hanya perasaan saya semata, Apakah kalian juga merasakan hal yang sama?

Sehari 24 jam rasanya masih kurang untuk melakukan banyak hal, membagi waktu antara bekerja, beribadah dan beristirahat. Pernah terjadi obrolan tentang hal ini dengan seorang yang mungkin seumuran dengan almarhum ayah saya

"Sekarang waktu terasa cepet banget ya pak" seru saya.
"Iya sekarang aja udah hari Senin lagi" kata Bapak itu.
"Ga terasa bentar lagi udah mau puasa pak, terus lebaran lagi, padahal rasanya baru kemaren lebaran. hehehe" kata saya panjang lebar.
Belum selesai si Bapak menjawab, saya meneruskan
"Rasanya kurang deh pak sehari itu 24 jam"
Si Bapak menjawab, "Mau ditambah? Sebulan jadi 40 hari gitu ya? Hahaha"
"Iya gapapa pak sebulan 40 hari tapi liburnya seminggu 3 hari hehehe"

Seperti itulah percakapan saya dengan si Bapak. Tidak mungkin berubah memang sesuatu yang memang sudah 'paten' seperti bahwa 1 menit = 60 detik; 1 jam = 60 menit; 1 hari = 24 jam; 1 minggu = 7 hari; 1 bulan = 30 hari; 1 tahun = 12 bulan dan seterusnya.

Terlintas juga dalam pikiran saya, apakah saya yang kurang pandai dalam manajemen waktu?

Kalau hidup seperti kisah dalam film kartun doraemon sungguh indah karena ada mesin waktu, seperti petikan lirik lagunya Glenn Fredly "Tuhan bila waktu dapat kuputar kembali" 
Andai waktu bisa diputar kembali tentu tidak akan ada yang namanya penyesalan.
Andai waktu dapat diputar kembali tentu tidak akan ada orang yang kecewa.
Andai waktu dapat diputar kembali tentu semua hal bisa menjadi sempurna.
Oleh karena itu ada pepatah yang berbunyi bahwa yang paling jauh itu adalah masa lalu dan yang paling dekat adalah kematian. Kita tak akan pernah bisa kembali ke masa lalu dan kita juga tidak bisa menghindar dari kematian.

Saya hanya tak ingin tertipu oleh waktu, merasa masih muda tapi lupa dengan hal yang terdekat dengan kita. Kalau orang tua bilang "jalanmu masih panjang masih muda kok" ya memang tak ada yang salah dengan ucapan orang tua itu tetapi siapa yang tahu kapan datangnya malaikat izrail menjemput kita. Hehehe bukan maksud menakut-nakuti tapi hanya agar kita tidak lupa bahwa hidup di dunia ini bagaikan musafir yang singgah dan kita akan kembali lagi kepada Allah SWT. Oleh karena itu jangan sampai kita lengah daripada mengingat dan beribadah kepada Allah SWT kita selalu dalam lindungan-Nya.