Monday, January 25, 2016

TULISAN 4 - PERILAKU KONSUMEN #

TINGGINYA TINGKAT KONSUMTIF MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP BARANG IMPOR


Kata konsumtif diartikan sama dengan kata konsumerisme. Kata yang terakhir mengacu pada sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Sedangkan PENGERTIAN POLA HIDUP KONSUMTIF akan lebih khusus menjelaskan keinginan mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kebutuhan/ kepuasa yang maksimal. Sadar atau tidak akan Prilaku hidup Konsumtif, tapi memang sedang terjadi di masyarakat sekitar kita bahkan diri sendiri.

Pengertian Pola hidup konsumtif adalah gaya hidup dimana seseorang suka membelanjakan uangnya untuk mengkonsumsi dari pada memilih untuk memproduksi atau membuat sendiri atau bagi orang yang cukup ekstrem dikenal dengan istilah shopaholic.

Di Indonesia pola hidup konsumtif seperti sudah membudaya terutama untuk barang-barang impor. Jika konsumtif terhadap produk lokal, dapat memajukan perekonomian nasional, tetapi konsumtif terhadap produk luar negeri, ini yang harus dicegah. Padahal barang impor yang dibeli pun belum tentu dibutuhkan.
Tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan inilah salah satu ciri sikap komsumtif. Artinya sepanjang mampu membeli, apapun dibeli, meski barang tersebut bukan merupakan kebutuhan mendesak.
Setiap ada produk-produk baru yang muncul dipasaran seperti telepon genggam, gadget, laptop, kosmetik, baju, sepatu, tas, berusaha membelinya, meski belum lama sudah beli produk serupa.

Bagi kalangan  menengah ke atas yang mempunyai cukup uang, tidak begitu masalah, tetapi bagaimana dengan kalangan bawah?
Yang pasti gaya hidup konsumtif memberikan dampak yang negatif, di antaranya kian membuat kesenjangan sosial.
Negara pun semakin terbebani karena terlalu banyak barang yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Akibat lebih lanjut gairah memproduksi barang-barang buatan dalam negeri semakin lemah. Tidak itu saja,produk lokal kalah bersaing dengan produk impor yang kebanyakan harganya lebih murah.

Setidaknya ada dua  solusi yang bisa ditempuh untuk menekan pola hidup konsumtif agar tidak membudaya di Indonesia.
Menurut saya solusi untuk menekan tingkat konsumtif masyarakat Indonesia terhadap barang impor adalah
1. Cintai produk dalam negeri baik produk fisik maupun produk jasa. Karena di Indonesia semua sudah tersedia, berbagai tempat wisata, pakaian, sepatu, tas dan lain-lain yang kualitasnya juga tidak kalah dengan produk luar negeri. Selain itu dengan mencintai dan membeli produk dalam negeri kita telah turut membantu masyarakat atau produsen dalam negeri dalam mengembangkan usahanya sehingga para pengusaha di Indonesia bisa semakin maju.

2. Pemerintah turut serta berperan dalam mengurangi komoditas impor dengan cara menaikkan pajak impor agar barang-barang impor tidak semudah itu masuk ke dalam Indonesia. Selain itu, pemerintah juga harus mendukung produsen-produsen dalam negeri dengan cara memberikan fasilitas dan kemudahan perijinan, bantuan modal serta pengembangan pasar. Sehingga masyarakat Indonesia jadi terdorong untuk menciptakan produk-produk baru sehingga perilaku konsumtif bisa berubah menjadi produktif. 


Sunday, January 10, 2016

TUGAS 11 - PERILAKU KONSUMEN #


Pengaruh Perubahan Situasi Terhadap Perilaku Konsumen 

Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah  pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek (produk atau merek). Mowen dan Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Dalam melakukan transaksi pembelian dalam perilaku konsumen, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah faktor situasi.

Pengaruh situasi konsumen adalah faktor personal dan lingkungan yang terdapat pada saat aktifitas konsumen, sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti berikut:
     Melibatkan waktu dan tempat dalam mana aktifitas konsumen terjadi.
     Mempengaruhi tindakan konsumen sperti prilaku pembelian.
   Tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang.

Ada lima karakteristik situasi konsumen yaitu:  
  1. Lingkungan fisik. Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen. 
  2. Lingkungan Sosial. Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut. 
  3. Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen. 
  4. Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri. 
  5. Suasana Hati. Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi. 
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. 

Jenis-Jenis situasi konsumen:

1. Situasi Komunikasi
Situasi komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesama konsumen. Komunikasi non pribadi akan dilibatkan sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen.
Untuk mengilustrasikan dampak potensial dari situasi komunikasi, mari kita pertimbangkan bagaimana situasi komunikasi itu dapat mnentukan keefektifan iklan televisi. Kita berfokus pada bentuk komunikasi tertentu karena dua alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan TV kerap mendapat bagian yang bermakna dari anggaran promosi. Dalam konteks ini sejumlah karakteristik situasi mungkin muncul kepermukaan sebagai determinan yang potensial dari suatu keefektifan iklan. Pengaruh situasi mungkin pula timbul dari program tertentu dimana suatu iklan muncul. 

2. Situasi Pembelian
Situasi pembelian mengacu pada latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga dimana situasi pembelian. Penjual makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk soda dan jajanan di bioskop atau stadion baseball. Pengaruh situasi dapat diwujudkan diri dalam bermacam jenis cara selama situasi pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini.
  • Lingkungan informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam semacam bentuk pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara dimana informasi disajikan dan diorganisasikan. 
  • Kesediaan informasi sangat penting. Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek yang bersaing mengenai beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi tersebut selama pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan. 
  • Beban informasi dari lingkungan pilihan ditentukan oleh jumlah alternative pilihan dan jumlah sifat peralternatif, kenaikan dalam jumlah alternative pilihan mengubah jenis kaidah keputusan yang digunakan konsumen selama mengambil keputusan. 
  • Format informasi yaitu cara dimana informasi disusun. Dapat pula mempengaruhi perilaku konsumen. Pemakaian informasi harga satuan ini oleh konsumen mungkin bergantung kepada bagaimana informasi itu disusun. 
  • Bentuk informasi adalah penilaian produk numerik, memungkinkan konsumen menaksir dengan lebih mudah perbedaan diatantara banyak produk. Sebagai akibatnya, konsumen lebih cenderung membandingkan merek atas dasar sifat demi sifat ketika informasi merek disajikan dalam bentuk numeris ketimbang semantik.
  •  Lingkungan eceran adalah sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap kali diacu sebagai store atmospherics, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berbeda di luar kendali. Kedua, pengaruh ini dibidikan kepada konsumen tepat ditempat yang benar didalam toko. 
  • Musik adalah konsumen akan merasa nyaman jika membeli dengan adanya musik karena membuat semangat para pembeli semakin meningkat. Dan banyak yang dating untuk kembalinlagi ke toko mereka. 
  • Tata ruang dan lokasi didalam toko dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan konsumen mengadakan kontak dengan produk. 
  • Warna adalah sumber pengaruh yang potensial pada persepsi maupun perilaku konsumen. Warna yang hangat, seperti merah dan kuning, tampak lebih efektif pada orang yang menarik fisik, dibandingkan dengan warna yang lebih sejuk seperti hijau dan biru. 
  • Bahan POP (point-of-purchase) atau bahan di tempat penjualan dapat berfungsi sebagai stimulus yang sangat kuat. Peragaan dan tanda dapat meningkatkan kemungkinan menarik perhatian konsumen. 
  • Wiraniaga adalalah potensi untuk memperngaruhi konsumen selama berbelanja dapat dipengaruhi secara kuat oleh staf garis depan pengecer.
  •  Kesesakan adalah aspek luar dari latar eceran yang mungkin mempengaruhi perilaku berbelanja adalah tingkat kesesakan yang dirasakan yang disebabkan oleh kepadatan orang yang berbelanja di dalam toko. 
  • Pengaruh waktu adalah dimana situasi ini berlaku pada permintaan akan banyak produk saat musim tiba.

3. Situasi Pemakaian
Jenis selebihnya dari situasi konsumen adalah situasi pemakaian dimana mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama , tetapi konsumsi produk kerap kali terjadi di dalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh.

Contoh Situasi Konsumen: 
 
·         Situasi Kebutuhan Sehari-hari
Situasi dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu  barang produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas pribadi.

·         Situasi Keuangan
Situasi dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu. Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli barang tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki kondisi keuangan  berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah bahkan yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan kurang, haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar kebutuhan dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang cukup tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan  berakibat fatal bagi hidupnya.
 
·         Situasi Interaksi
Orang dalam membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang ada juga seseorang yang membeli suatu barang dikarenakan adanya interaksi dengan orang lain. 
Contoh:
Seseorang membeli suatu barang setelah seorang sales menawarkan dan memperagakan barang yang dijualnya sehingga seseorang merasa tertarik dengan barang tersebut, terlepas dari barang tersebut diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak baginya.

·         Situasi Kondisi Barang Produksi
Dalam memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar  pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi promosi maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen tertarik dengan kondisi dari  barang produksi tersebut, misalnya saja: adanya diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan hadiah jika membeli suatu barang, maupun berbagai keringanan seperti buy 2 get 1 dan sebagai berikut.

Terlepas dari itu semua, seseorang haruslah cermat dan lebih bijaksana dalam membeli suatu barang. Jangan sampai ada kerugian yang dirasakan setelah membeli suatu barang yang dibelinya.



SUMBER 2

Thursday, January 7, 2016

TUGAS 10 - PERILAKU KONSUMEN #

PENGARUH KELUARGA TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI

Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.

Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal. 

1.   Penjaga pintu (gatekeeper).
Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusan.

2.      Pemberi pengaruh (influencer).
Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu.

3.   Pengambil keputusan (decider).
Orang dengan wewenang atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek apa yang yang akan dipilih.

4.   Pembeli (buyer).
Orang yang bertindak sebagai agen pembelian yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.

5.   Pemakai (user).
Orang yang menggunakan produk.



Penentu Keputusan Pembelian pada Suatu Keluarga

Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel struktural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan, kehadiran anak, dan status pekerjaan.

Keluarga sama dengan perusahaan, jadi keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua orang dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makanan, perabot rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk lain. Anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.

Keluarga mempunyai  peran terbesar dalam mempengaruhi individu dalam pembelian suatu  produk karena keluarga pula yang mempunyai peran paling banyak dalam interaksi seorang individu. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi penelitian yang luas.Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak kerap menjadi unit pengambilan keputusan yang utama. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Keluarga yang terdiri atas ayah,ibu dan saudara kandung mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan, jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli tetap signifikan. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan dan anak-anak. (Rangkuti, 2002 :100).


Sunday, January 3, 2016

TULISAN 3 - PERILAKU KONSUMEN #



BURUH TANGERANG MINTA UMK MENJADI Rp 4,4 JUTA



Liputan6.com, Tangerang - Buruh di Tangerang menuntut agar upah minimum kabupatan/kota (UMK) di Tangerang 2016 naik menjadi Rp 4.404.309. Buruh mengatakan angka inflasi sangat berpengaruh terhadap kebutuhan hidup yang diprediksi semakin tinggi pada tahun depan.
Koordinator Koalisi Buruh Tangerang (KABUT), Maman mengatakan UMK 2016 masih dalam pleno oleh Dewan Pengupahan Kota. Pihaknya berharap agar nominal UMK yang sudah mereka sampaikan disetujui.
"Kita harap angka tersebut direkomendasikan ke Gubernur Banten agar disahkan menjadi UMK 2016. Itu angka real karena ada inflasi yang akan berdampak pada buruh," kata Maman, Kamis (22/10/2015).
Jumlah UMK tersebut naik 61,33 persen dari UMK Kota 2015 sebesar Rp 2.730.000.
Nominal UMK baru ini berdasarkan perhitungan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) ditambah 6 komponen. Keenam komponen tersebut naik sekitar 8-20 persen menurut perkiraan mereka. Insentif transportasi, kata dia, naik 8 persen; insentif perumahan naik 8 persen; insentif biaya sosial meningkat 10 persen; insentif inflasi naik 6,83 persen; insentif progresif meningkat 8,5 persen dan insentif kenaikan harga BBM serta TDL 20 persen.
"Kita akan mengawal UMK 2016 ini sampai penetapan," kata Maman.
Selain UMK, buruh menolak PP Pengupahan yang telah disahkan oleh pemerintah. Pihaknya meminta kepada Pemkot Tangerang melalui Disnaker agar mengampaikan penolakan kepada pusat.
"Kita minta agar Pemda punya statement kepada pusat untuk mencabut PP tersebut, karena tidak mendukung buruh," kata Maman. (Nil/Bob)


Tulisan di atas merupakan salah satu berita mengenai permintaan kenaikan upah buruh khususnya untuk wilayah Tangerang. Menanggapi berita tersebut dapat kita ketahui bahwa buruh meminta kenaikan upah 61,33% dari UMK kota sebesar Rp 2.730.000 menjadi Rp 4.404.309.

Menurut saya nilai tersebut kurang realistis karena persentase kenaikan terlalu besar. Hal tersebut akan diikuti oleh kenaikan harga-harga bahan pokok. Mengapa harga kebutuhan pokok ikut meningkat? Hal ini disebabkan oleh meningkatkan biaya operasional pabrik yang berdampak pada harga pokok penjualan produk yang dihasilkan. Jika harga bahan pokok naik, yang terkena dampaknya bukan hanya buruh tetapi semua masyarakat Indonesia baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap.

Namun di sisi lain kesejahteraan buruh juga perlu diperhatikan karena antara buruh dan perusahaan telah terjalin hubungan simbiosis mutualisme yaitu hubungan yang saling menguntungkan. Buruh membutuhkan perusahaan sebagai tempat mereka mencari nafkah, begitu pula perusahaan membutuhkan buruh sebagai tenaga kerjanya. Jadi, untuk menunjang kesejahteraan buruh perusahaan perlu memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat memacu semangat para buruh seperti asuransi kesehatan, jaminan hari tua, bonus akhir tahun, insentif bagi buruh yang berprestasi. Dan untuk para buruh juga agar meningkatkan kemampuan mereka agar bisa lebih dihargai lagi. Jika ingin upah yang tinggi sebaiknya diikuti juga dengan pendidikan dan kemampuan yang mumpuni.


Friday, January 1, 2016

TUGAS 8 - PERILAKU KONSUMEN #

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN TINGKAT KONSUMSI 

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Pengaruh kebudayaan terhadap pembelian dan konsumsi sangat besar. Dengan kebudayaan yang telah tertanam dalam diri seseorang dapat berpengaruh dalam melihat suatu masalah, seperti dalam proses pembelian dan konsumsi. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Begitu banyak kebudayaan-kebudayaan yang terlahir di Indonesia,hal ini dapat terlihat dari masyarakat Indonesia yang beragam,dan dari kebudayaan-kebudyayaan itu lah yang membuat kegiatan pembelian dan konsumsi masyarakat Indonesia semakin meningkat. Saya akan menjelaskan beberapa contoh kebudayaan yang ada di Indonesia yang mempengaruhi pembelian dan konsumsi masyarakat Indonesia.

Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. 

1. Faktor Budaya 
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya – sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. 

Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis

  • kelompok nasionalisme, 
  • kelompok keagamaan, 
  • kelompok ras, 
  • area geografis. 


Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. 

2. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan 
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat. 

3. Pengaruh Budaya dapat Dipelajari 
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat. Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga mempengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu. 


Pasar Konsumen dan Tingkah Laku Konsumen dalam Membeli

Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk konsumsi pribadi memiliki tingkah laku sebagai pembeli (konsumen): Perilaku membeli konsumen akhir (individu dan rumah tangga) yang membeli barang serta jasa untuk konsumsi pribadi. Model Tingkah Laku Membeli:

  1.      Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
  2.      Perangsang     
  3.      Penjualan
  4.      Produk
  5.      Harga
  6.      Tempat
  7.      Promosi
  8.      Perangsang dan lain-lain.

Faktor-faktor budaya merupakan faktor yang memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen

1. Budaya Kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seseorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya

2. Sub Budaya Sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi

3. Kelas Sosial Divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.


SUMBER