Friday, October 23, 2015

TULISAN 2 - ANTARA ASAP DAN SEPAK BOLA

"Jakarta Siaga 1 jelang final Piala Presiden, Car Free Day normal" begitulah salah satu headline di detik.com 

Hari Minggu kemarin tepatnya tanggal 18 Oktober 2015 digelar sebuah pertandingan Piala Presiden 2015 di Gelora Bung Karno Jakarta. Pertandingan final antara Sriwijaya FC dan Persib Bandung. Seperti yang telah kita ketahui bahwa antara pendukung Persija dan Persib selalu saja tidak akur, maka untuk mencegah terjadinya kerusuhan atau keributan, Polda Metro Jaya menurunkan 9.000 personel dan memberlakukan siaga 1 untuk mengamankan pertandingan tersebut. 

Padahal di Sumatera, Kalimantan bahkan sekarang semakin menyebar ke Maluku, Sulawesi dan Papua tengah terjadi kebakaran hutan yang kabarnya dilakukan secara sengaja untuk kemudian dijadikan perkebunan sawit. Peristiwa ini sudah terjadi kurang lebih selama 3 bulan dan telah memakan korban jiwa. Sungguh sangat mengherankan karena peristiwa ini tidak terlalu terekspose di media. Malah lebih banyak curhatan mereka melalui media sosial. Itu pun karena memang sudah terlalu lama mereka menderita karena asap. Disini peran pemerintah patut dipertanyakan, baik itu peran pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Penanganan "bencana" ini cenderung sangat lamban bahkan terkesan disepelekan karena ada statement dari menteri yang seharusnya memiliki pengetahuan yang lebih dari seorang awam bahwa korban asap tidak perlu masker N95 tapi masker hijau biasa sudah cukup. Pernyataan tersebut sungguh sangat menyakiti hati para korban asap dimana mereka yang merasakan sulitnya bernafas karena udara yang sudah sangat tercemar. Bahkan tingkat pencemaran tersebut sudah 100% lebih di ambang batas normal. 

Setelah membahas mengenai kecemburuan antara korban asap dan siaga 1 piala presiden, mari kita cari tahu apakah itu siaga 1?

Pengamat militer Andi Widjajanto mengatakan siaga satu adalah istilah yang digunakan kepolisian dalam mengkondisikan pasukannya ketika harus mengamankan sesuatu. 



Menurutnya dalam kondisi apa pun polisi bisa saja menggunakan kondisi siaga satu. "Di sini berbeda dengan kondisi darurat sipil atau darurat militer," ujarnya. Andi mengatakan dalam operasi ketupat jaya atau kunjungan kepala negara pun istilah ini kerap digunakan.




Andi menjelaskan ketika polisi sudah menerapkan siaga satu artinya seluruh anggota korps tribrata tersebut harus bersiap di pos masing-masing. "Mereka yang cuti atau libur harus masuk untuk mengisi pos," ujarnya.




Keterlibatan militer di dalam penjagaan pun adalah hal wajar. "Mereka hanya ditugaskan untuk mengamankan objek vital," kata Andi. Kendali lapangan tetap di tangan polisi.




Dalam hal ini tentara tidak boleh melakukan apapun tanpa komando dari kepolisian. Bahkan ketika tentara harus turun langsung ke lapangan pun ada protab yang harus ditaati. "Mereka tidak boleh asal pukul atau tembak," ujarnya.




Protab yang harus ditaati oleh polisi dan militer adalah terkait sikap mereka dalam pengamanan. Pertama mereka hanya pasang badan lalu jika ada gesekan dengan masa mereka harus memasang perisai. "Barulah gas air mata atau water canon bisa digunakan ketika benar-benar sudah rusuh," ujarnya.




Penerapan siaga satu dalam pengamanan unjuk rasa, menurut Andi, sejalan dengan Peraturan Pengganti Undang-undang Nomor 23 tahun 1959. "Jadi sudah diatur dalam konstitusi kita untuk mengantisipasi adanya konflik," ujarnya.

Dikutip dari nasional.tempo.co

Berdasarkan keterangan dari pengamat militer di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan siaga 1 adalah istilah yang digunakan kepolisian dalam mengkoordinasikan pasukannya ketika harus  mengamankan sesuatu dan berbeda dengan darurat sipil dan darurat militer.


Sementara itu, di Sumatera dan Kalimantan saudara-saudara kita sedang menderita akibat asap yang berasal dari hutan-hutan yang dibakar secara sengaja oleh oknum perusahaan yang mementingkan keuntungannya sendiri. 

Antara asap dan sepak bola (Piala Presiden) disini telah terjadi ketimpangan dalam penanganan dan pencegahan bencana ini. Mungkin yang menjadi masalah disini adalah mengapa penanganan bencana asap di Sumatera dan Kalimantan begitu lambat, sedangkan untuk pencegahan keributan di Jakarta begitu sigap.




Mungkin hal tersebut diatas agar bisa dijadikan evaluasi bagi masyarakat luas dan juga tentunya pemerintah agar selalu tanggap dalam menangani suatu kasus, agar tidak ada korban berjatuhan dan tentunya kita semua harapkan agar tidak ada lagi bencana asap di waktu mendatang. 

Friday, October 16, 2015

TULISAN 1 - SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN

Fluktuasi Penguatan Dollar dan Rupiah

Beberapa bulan terakhir ini seluruh masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kurs rupiah yang semakin melemah. Penguatan mata uang dollar Amerika ini terasa begitu cepat karena hanya berjarak kurang lebih 2 bulan, nilai tukar rupiah terhadap dollar melesat hingga Rp 14.700,00. Hal ini tentu membuat para pelaku ekonomi terutama yang bergantung kepada impor mengalami penurunan omzet penjualan atau bahkan sampai terjadi PHK besar-besaran dikarenakan mereka mengurangi jumlah produksi dengan tujuan untuk menekan biaya produksi. Selain itu, daya beli konsumen pun ikut menurun dikarenakan harga yang melambung tinggi akibat pelemahan kurs IDR terhadap USD.

Namun pada bulan oktober ini perlahan rupiah kembali menguat. Seperti yang dilansir pada portal berita online detik.com Rupiah dan ringgit penguatannya paling tinggi dibanding emerging market lainnya. Hal tersebut mungkin karena kemarin investor melihat kalau rupiah terlalu lemah sehingga murah, jadi saat ada sinyal The Fed (Bank Sentral AS, Federal Reserve) tidak jadi naikkan suku bunga, mereka beli. Selain itu, para manager investasi banyak membeli aset dalam bentuk rupiah yang menyebabkan rupiah kini semakin menguat.

Berdasarkan hasil laporan dari The Fed, penguatan dollar membuat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat melambat, dan sektor manufaktur negara tersebut jatuh. Penguatan dollar juga menekan sektor pariwisata di AS karena harga dollar yang tinggi, maka turis asing enggan ke AS.

Kabar tersebut di atas boleh jadi menjadi sebuah kabar baik bagi Indonesia karena penguatan rupiah, tetapi kita tetap tidak boleh terlena karena salah satu yang menjadi penyebab kenaikan atau penguatan kurs dollar adalah kita lebih banyak impor daripada ekspor. Oleh karena itu, Indonesia harus meningkatkan ekspor agar kondisi ekonomi di negara kita lebih stabil. Selain itu, untuk mendukung hal tersebut harus diimbangi dengan kualitas SDM yang mumpuni agar dapat mengolah SDA yang terkandung di negara Indonesia ini sehingga kita bisa ekspor yang berupa barang jadi (Finish Goods) bukan bahan mentah (Raw Material) yang mana seperti kondisi sekarang kita lebih banyak ekspor bahan mentah untuk kemudian diolah menjadi barang jadi kemudian barang jadi tersebut kita impor lagi. 

Tuesday, October 6, 2015

TUGAS 3 - SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN


A. Model Proses Pengambilan Keputusan 


Menurut Engel et al 1994, perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang  terlibat  dalam  mendapatkan,  mengkonsumsi,  dan  menghabiskan produk dan  jasa,  termasuk  alasan  dan  keputusan  sebelum  dan  sesudah mengkonsumsi.  Model  dasar  dari  proses  keputusan  konsumen  diperluas untuk  mengungkapkan  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  dan  membentuk perilaku proses keputusan yang digambarkan oleh gambar 1.

Proses Keputusan Pembelian : Model Lima Tahap

Menurut Philip Kotler, proses  psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka.
Perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh semua pengalaman mereka mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan produk.
Periset pemasaran telah mengembangkan "model tingkat" proses keputusan pembelian konsumen melalui lima tahap : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian.


B. Tipe-tipe Proses Pengambilan Keputusan


Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Dengan rangsangan internal, seperti rasa haus dan lapar yang menjadi dorongan atau kebutuhan yang timbul akibat rangsangan eksternal.
Gambar 2.
Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen

Pencarian informasi

Dinamika pencarian. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek pesaing dan fitur mereka.
Perusahaan juga mengidentifikasi merek lain dalam kelompok pilihan konsumen sehingga perusahaan dapat merencanakan daya tarik kompetitif yang tepat. Selain itu, perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi konsumen dan mengevaluasi arti penting relatif mereka.

Evaluasi alternatif

Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi :
  1. Konsumen berusaha memuaskan semua kebutuhan.
  2. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
  3. Konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.

Keputusan pembelian

Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub keputusan: 
merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran (kartu kredit). 

Model nonkompensatoris dari pilihan konsumen. 

Model ekspektasi nilai merupakan model kompensatoris, yaitu hal-hal yang dianggap baik untuk sebuah produk dapat membantu menutup hal-hal yang dianggap buruk. Tetapi konsumen sering mengambil "jalan pintas mental" dengan menggunakan heuristik (jalan pintas mental dalam proses keputusan).
Faktor pengintervensi. Bahkan jika konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor umum mengintervensi antara maksud pembelian dan keputusan pembelian yang digambarkan oleh gambar 3.
Gambar 3.


Perilaku pascapembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung kepuasannya. 
Tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan produk pascapembelian. 



C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
  • Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
  • Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk. 
  • Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.


D. Pembelian

Menurut (Engel,2000) pada tahap pembelian, konsumen memperoleh alternatif  yang  dipilih  atau pengganti  yang  dapat  diterima  bila  perlu. Evaluasi  yang  telah  dilakukan  membawa  konsumen  untuk  melakukan pembelian.  Jika  ia  mengalami  kegagalan  untuk  melakukan  pembelian produk/ jasa  yang  diinginkannya  (alternatif  yang  dipilih),  konsumen melakukan pembelian ke alternatif lain atau alternatif pengganti yang masih dapat diterima.
Nilai pembelian konsumen memiliki dua kategori, yaitu :  
  1. Produk  maupun    merek,  dikenal  sebagai  pembelian  yang  terencana sepenuhnya,  dimana  pembelian  yang  terjadi  merupakan  hasil keterlibatan yang tinggi dan pemecah masalah yang diperluas.
  2. Kelas poduk, dapat dipandang sebagai pembelian yang terencana, jika pilihan merek dibuat ditempat pembelian.
Menurut  (Kotler,2002) ada  dua  faktor  yang  dapat  mempengaruhi maksud  pembelian dan keputusan  pembelian.  Faktor  pertama  adalah  pendirian  orang  lain.  Sejauh  mana pendirian orang lain mempengaruhi alternatif yang disukai seseorang. Faktor yang kedua situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.



E. Diagnosa Perilaku Konsumen

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yaitu:
  • Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
  • Prilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
  • Pemasaran sosial, yaitu penyebaran ide di antara konsumen.   
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.



F. Teori Lain Tentang Pengambilan Keputusan 

Tingkat keterlibatan konsumen

Kita dapat mendefinisikan keterlibatan konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan dan pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespon rangsangan pemasaran.

1. Model Kemungkinan Elaborasi Richard Petty dan John Cacioppo
Model yang banyak dipakai mengenai formasi dan perubahan sikap, menggambarkan bagaimana konsumen membuat penilaian, baik dalam keadaan keterlibatan rendah, maupun tinggi.

2. Strategi Pemasaran Keterlibatan Rendah
Banyak produk dibeli dalam kondisi keterlibatan rendah dan ketiadaan merek yang signifikan.

3. Perilaku Pembeli Pencari Keragaman
Beberapa situasi pembelian ditentukan karakternya dengan keterlibatan rendah tetapi perbedaan mereknya signifikan. Di sini konsumen sering melakukan banyak peralihan merek.

Heuristik dan bias keputusan 

1. Heuristik Ketersediaan
Konsumen mendasarkan prediksi mereka berdasarkan kecepatan dan kemudahan dimana satu contoh hasil tertentu muncul dipikiran mereka.

2. Heuristik Representatif
Konsumen mendasarkan prediksi mereka atas se-representatif atau semirip apa suatu hasil dengan contoh lain.

3.Heuristik Penjangkaran atau Penyesuaian
Konsumen sampai pada penilaian awal dan kemudian menyesuaikannya berdasarkan informasi tambahan. 



Sumber :

Kotler & Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1, Penerbit Erlangga.
S Destriana - 2011 - repository.ipb.ac.id

Thursday, October 1, 2015

TUGAS 2 - SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN

SEGMENTASI PASAR & ANALISIS DEMOGRAFI


A. Segmentasi Pasar

Pengertian segmentasi pasar menurut Hermawan Kertajaya adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di  pasar.

Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan  pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau  bahkan menciptakan produk baru (product diversification), tetapi didasarkan atas atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen.

Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula  pasarnya satu dan luas, kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa  bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar. Untuk mengadakan segmentasi pasar dapat ditempuh dengan beberapa cara yang berbeda. Metode tersebut juga dapat berbeda antara suatu produk ke produk lainnya. 

Salah satu cara dalam mengadakan segmentasi pasar adalah dengan membagi segmen pasar  berdasarkan sembilan kategori berikut :

1. Geografi

Segmentasi geografi akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbeda-beda seperti negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa. Perusahaan akan beroperasi pada satu atau beberapa area geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan.

2. Demografi

Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakanuntuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.

3. Psikografi

Ciri-ciri psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsik dari konsumer individual. Strategi segmentasi konsumen kadang-kadang didasarkan pada variabel psikologis yang spesifik.

Konsumen dapat dibagi menurut demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orang-orang yang memiliki usia, penghasilan,  pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam merespon suatu stimuli pemasaran. Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui kelas sosial (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai-nilai kehidupan yang dianut (value) dan kepribadian (personality).

4. Sosiocultural

Variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) merupakan variabel sosiokultural, meyediakan dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar. Untuk segmen pasar yang sukses dibagi lagi dalam segmen sesuai dengan tahap pada :

a. Daur hidup keluarga
b. Kelas sosial
c. Budaya dan sub budaya 
d. Lintas budaya atau segmentasi pemasaran global

5. Segmen hubungan menggunakan cara ekstrim

Sebuah cara ekstrim yang popular dan bentuk efektif segmentasi untuk kategori penggunaan merek, seperti :

a. Tingkat penggunaan & perbedaan segmentasi antara pengguna berat, pengguna sedang,  pengguna ringan dan bukan pengguna untuk sebuah produk, jasa atau merek khusus.

b. Tingkat kesadaran & kesadaran konsumen pada produk, tingkat ketertarikan pada produk, kesiapan membeli produk atau apakah konsumen butuh informasi tentang produk menyangkut semua aspek kesadaran.

c. Loyalitas merek & kadang-kadang digunakan sebagai dasar untuk segmentasi. Pemasar kadang mencoba untuk mengidentifikasikan karakteristik konsumen yang loyal merek tentu mereka bisa langsung menjadi pendukung promosi mereka ke orang dengan karakteristik yang sama dalam populasi yang lebih besar.

6. Segmen situasi penggunaan

Pemasar mengenal bahwa kesempatan atau situasi kadang-kadang menentukan apakah konsumen akan membeli atau mengkonsumsi. Untuk alasan ini mereka kadang-kadang fokus  pada situasi penggunaan sebagai sebuah variabel segmentasi. Segmentasi berdasarkan kesempatan dapat membantu perusahaan memperluas penggunaan produk.

7. Segmen benefit

Bentuk segmentasi yang kuat adalah dengan mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan manfaat  berbeda yang mereka cari dari produk. Eksekutif pemasaran dan periklanan secara konstan mencoba mengidentifikasikan sebuah keuntungan paling penting dari produk atau jasa yang akan menjadi sangat berarti bagi consumer. Sebuah studi yang meguji apakah yang mengendalikan  preferensi konsumen terhadap micro atau craftbeer, terindenfikasi lima kenutungan strategic  brand yaitu :

a. Fungsional (contoh kualitas)
b. Nilai uang
c. Manfaat sosial
d. Manfaat emosi positif 
e. Manfaat emosi negative.

Segmentasi benefit bisa juga digunakan untuk bermacam-macam posisi merek dalam kategori  produk yang sama.

8. Segmen Hybrid

Pemasar secara umum membentuk segmen pasar dengan kombinasi beberapa variabel segmen  berdasarkan sebuah segmen tunggal. Segmen geodemografis, adalah sangat berguna bagi ketika sesesorang pengiklan atau pemasar menemukan prospek terbaik (kepribadian, tujuan dan ketertarikan) bisa diisolasi dimana mereka hidup. Segmen lintas budaya dan global marketing merupakan segmen geodemografis.

9. Segmentasi Tingkah Laku

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.



Segmentasi dan Kepuasan Konsumen

Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya.

Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen

Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :

a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. 
Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.

b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. 
Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah
 .
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :

(1) Letak geografis
(2) Volume pembelian demografis
(3) Produk yang dibeli sesuai kebutuhan Anda

Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.


Segmentasi dan Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

1.    Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi

Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.

2.    Fokus Pada “Core Business” Terpenting Anda

Apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business dimana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sudah Anda lakukan adalah pemborosan sumber daya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.

3.    Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan

Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.

4.    Pertajam Kecerdasan Organisasi

Apakah organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.

5.    Kompensasi Yang Sesuai


Manusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.



Penggunaan Segmentasi dalam Strategi Pemasaran


Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:


  • Measurable: Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
  • Accessible: Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
  • Substantial: Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.
  • Differentiable: Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
  • Actionable: Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:

  1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
  2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.


B. Rencana Perubahan


Analisis Konsumen dan Kebijakan Sosial

Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.


Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan. 
Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.

2. Pencarian Informasi. 
Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.

3. Evaluasi Alternatif. 
Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.

4. Keputusan Pembelian. 
Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.

5. Sikap Paska Pembelian. 
Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.


Analisis Kebijakan Sosial

Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakan yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.

Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:

1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.


Perubahan Struktur Pasar Konsumen

Struktur Pasar Konsumen – Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:

a. Pasar Persaingan Sempurna

Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain.

Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
  • Jumlah penjual dan pembeli banyak
  • Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
  • Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
  • Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
  • Posisi tawar konsumen kuat
  • Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
  • Sensitif terhadap perubahan harga
  • Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar

b. Pasar Monopolistik

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun dimana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. 

Sifat-sifat pasar monopolistik :
  • Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
  • Mirip dengan pasar persaingan sempurna
  • Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
  • Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
  • Relatif mudah keluar masuk pasar

c. Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. 

Sifat-sifat pasar oligopoli :
  • Harga produk yang dijual relatif sama
  • Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
  • Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
  • Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

d. Pasar Monopoli

Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan kereta api (PT. KAI), dan lain sebagainya. 

Sifat-sifat pasar monopoli :
  • Hanya terdapat satu penjual atau produsen
  • Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli


Kriteria Membidik Segmen Pasar yang Efektif

Tidak semua segmentasi itu efektif. Syarat yang diperlukan agar segmentasi efektif yaitu:

  1. Harus bisa diukur yaitu besar/luasnya segmen, daya beli dan profit yang bisa diukur.
  2. Harus substansial yaitu segmen harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.
  3. Mudah dicapai/ditemui (accesable) yaitu segmen harus mudah dicapai dan dilayani, harus jelas alamatnya, bisa dihubungi, diketahui kebutuhan dan keinginannya.
  4. Harus bisa dibedakan (differentiable). Secara konseptual segmen harus bisa dibedakan dan memberikan respon yang berbeda yang nikah atau tidak nikah memberikan respon yang sama terhadap produk perlatan rumah tangga, tidak perlu dibuat segmen untuk wanita menikah dan tidak menikah.
  5. Harus bisa dilakukan tindakan/dilaksanakan (actionable). Program efektif bisa disusun untuk menarik dan melayani segmen.


Manfaat yang didapat jika menggunakan sistem segmentasi pasar:
  1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
  2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
  3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
  4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
  5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.